0 com
Karangan Ilmiah
Karangan
ilmiah (scientific paper)
adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ciri-Ciri Karangan Ilmiah :
a. Menyajikan fakta objektif secara sistematis
b. Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar,
serta tidak memuat terkaan
c. Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
d. Penyusunannya dilaksanakan secara
sistematis, konseptual dan procedural
e. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa
dukungan fakta
f. Tidak emotif menonjolkan perasaan
g. Tidak bersifat argumentatif, tetapi
kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta
Macam-Macam Karangan Ilmiah :
1.
Makalah,
adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan
masalah dengan melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Makalah disusun
biasanya untuk memenuhi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk
memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Makalah
menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah
adalah bentuk karangan ilmiah yang paling sederhana.
2.
Kertas
kerja, seperti haknya makalah, kertas kerja juga
merupakan karangan ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris dan objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam
di bandingkan analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan
dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi, tujuan utanmanya adalah untuk
dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.
3.
Skripsi,
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta
empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan)
maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Biasanya skripsi ditulis
untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana.
4.
Tesis,
adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan
mengungkapkan pengetahuan bari yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya
tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih.
Dengan kata lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau
teori yang didukung oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis
biasanya ditulis untuk melengkapi ujian sarjana strata dua (magister).
5.
Disertasi,
adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan
oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang
terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji suatu pendidikan tinggi.
Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
Intinya disertasi adalah karya ilmiah yang mengemukakan satu atau beberapa
dalil disertai pembuktian berdasarkan data dan fakta yang diamatinya. Disertasi
merupakan karya ilmiah untuk memperoleh gelar doktor.
Tujuan Karangan Ilmiah :
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Hal-hal yang
harus ada dalam karangan ilmiah antara lain :
- Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya. Kerangka pemikiran dituangkan dalam sistematika dan notasi.
- Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur : kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung kerangka pemikiran yang teratur.
- Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
- Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Manfaat Karya Ilmiah :
- Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
- Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
- Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
- Memperoleh kepuasan intelektual;
- Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
- Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah :
Bagian Pembuka
- Sampul
- Halaman judul.
- Halaman pengesahan.
- Abstraksi
- Kata pengantar.
- Daftar isi.
- Ringkasan isi.
Bagian Isi
Pendahuluan
- Latar belakang masalah.
- Perumusan masalah.
- Pembahasan/pembatasan masalah.
- Tujuan penelitian.
- Metode penelitian.
Pembahasan
- Pembahasan teori
- Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
- Pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian
- Waktu dan tempat penelitian.
- Metode dan rancangan penelitian
- Populasi dan sampel.
- Instrumen penelitian.
- Pengumpulan data dan analisis data.
Hasil Penelitian
- Jabaran varibel penelitian.
- Hasil penelitian.
- Pengajuan hipotesis.
- Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Penutup
- Kesimpulan
- Saran
Bagian penunjang
- Daftar pustaka.
- Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
- Daftar Tabel
Kegiatan Menulis Di Perguruan Tinggi
Kegiatan menulis
merupakan bagian yang tak terpisah dalam seluruh proses belajar yang dialami
mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi, berfungsi untuk mengenali
kemampuan dan potensi diri sampai mana pengatahuan kita tentang suatu topik,
karena diharapkan akan memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalami mengenai
topik yang ditulisnya.
Beberapa
keuntungan dari pelaksanaan penulisan:
1.
Dengan menulis kita lebih mengenali
kemampuan potensi diri dan mengetahui batas kemampuan tentang suatu topik.
2.
Melalui menulis dapat mengembangkan
berbagai gagasan melalui membandingkan fakta – fakta yang tidak pernah
dilakukan.
3.
Kegiatan menulis dapat lebih banyak
menyerap, mencari, serta menguasai informasi tentang topik yang akan ditulis.
4.
Menulis berarti mengorganisasikan
gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat, dengan demikian
dapat menjelaskan permasalahan yang belum jelas.
5.
Menulis akan dapat meninjau serta
menilai gagasan secara objektif.
6.
Dengan menulis akan mempermudah
memecahkan permasalahan, yaitu menganalisis secara tersurat dalam konteks yang
lebih konkret.
7.
Dapat mendorong belajar secara aktif.
8.
Kegiatan menulis yang terencana akan
membiasakan berpikir serta berbahasa secara tertib.
Tulisan yang baik
mempunyai ciri: bermakna, jelas/lugas,merupakan kesatuan yang bulat,singkat dan
padat serta memenuhi kaidah kebahasaan dan harus bersifat komunikatif. Untuk
menghasilkan tulisan seperti diatas harus memiliki pengetahuan apa yang akan
ditulis juga bagaimana menuliskannya, isi karangan dan aspek-aspek kebahasaan
serta teknik penulisan.
Menulis
Sebagi Proses
Kegiatan
menulis ialah suatu proses penulisan dengan beberapa tahap yakni tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Dalam penulisan karangan yang
panjang seperti makalah penelitian, laporan akhir semester,tesis dsb tahap itu
terpisah secara lebih jelas.
A.
Tahap prapenulisan
Tahap
ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah
kegiatan yaitu:
1.
Menentukan topiknya. dengan pengamatan
atau dari imajinasi sendiri ,karangan ilmiah harus mengenai fakta dan memilih
topik perlu diperhatikan beberapa persaratan.
2.
Membatasi topik berarti mempersempit dan
memperkhusus lingkup pembicaraan
3.
Menentukan bahan atau materi
penukisan,macamnya,beberapa luasnya dan dari mana diperoleh.
4.
Menyusun kerangka karangan.
B.
Tahap penulisan
Pada
tahap ini membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka yang disusun
dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan
sendiri. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatau karangan yang utuh,
diperlukan bahasa dan menguasai kata kata yang akan mendukung gagasan yang
dipahami pembaca.
Berikut
tahapan-tahapanya:
1.
Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan
2.
Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan
3.
Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan
4.
Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran
5.
Tahap Penulisan
6.
Tahap Penyuntingan
C.
Tahap Revisi
Pada
tahap ini biasanya meneliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika,
ejaan, tanda baca pilihan kata, kalimat, paragraf, mengetikan catatan kaki dan
daftar pustaka.
Hal
penting dalam tahap penulisan:
1.
Gaya penulisan dalam membuat pernyataan
harus jelas dan tepat dalam penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan
impersonal.
2.
Teknik notasi dalam menyebutkan sumber
dari pengetahuan yang dipergunakan dalam penulisan.
3.
Penulisan juga harus menggunakan bahasa
yang baik dan benar.
4.
Karena bersifat reproduktif, penerima
pesan harus mendapat kopi yang sama dengan si pemberi pesan.
5.
Karena bersifat impersonal, tulisan
ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang menggunakan kata ganti
penulisnya.
6.
Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan
kalimat pasif.
7.
Pembahasan secara ilmiah mengharuskan
kita berpaling kepada pengetahuan-pengetahuan ilmiah sebagai premis argumentasi
(sumber kutipan).
8.
Teknik notasi ilmiah dapat menggunakan
catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan teknik kutipan dan umber
rujukan.
Sumber :
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
22.50
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Ciri-ciri
Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:
Adanya suatu pola berpikir
yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses
berpikir logis).
Sifat analitik dari proses
berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir
secara analitik.
Secara detail penalaran
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Logis, suatu penalaran harus
memenuhi unsur logis, artinya pemikiran
yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari
daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan
petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu
fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Konsep dan Simbol Penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran
yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya
adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata,
sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat(kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol
berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan
paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan
dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan
hasil dari rangkaian pengertian.
Syarat-Syarat Kebenaran Dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya
tentu adalah untuk menemukan arah kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
·
Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki
seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
·
Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Metode-metode
Penalaran
·
Deduktif
Metode berpikir deduktif
adalah suatu metode berpikir yang
menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta
yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis.
Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut
silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
1. Dasar pemikiran utama
(premis mayor)
2. Dasar pemikiran kedua
(premis minor)
3. Kesimpulan
Contoh:
Premis mayor : Semua siswa SMA
kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
Premis minor : Bob adalah
siswa kelas X SMA
Kesimpulan : Bob wajib
mengikuti jam pelajaran Sosiologi
·
Induktif
Metode berpikir induktif
adalah metode yang digunakan
dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan
kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan
ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.
Contoh:
Bukti 1 : logam 1 apabila
dipanaskan akan memuai
Bukti 2 : logam 2 apabila
dipanaskan akan memuai
Bukti 3 : logam 3 apabila
dipanaskan akan memuai
Kesimpulan: Semua logam
apabila dipanaskan akan memuai.
·
Pendekatan Ilmiah (Gabungan antara Deduktif dan Induktif)
Metode berpikir pendekatan
ilmiah adalah penalaran yang
menggabungkan cara berpikir deduktif dengan cara berpikir induktif.
Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai dengan suatu hipotesis.
Misalkan seorang siswa yang
apabila sebelum berangkat sekolah telah sarapan terlebih dahulu dalam porsi yang
banyak, dia tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir. Secara deduktif, akan disimpulkan
bahwa setiap anak yang makan banyak tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab
kasus seperti ini, kita ajukan pertanyaan mengapa seorang siswa cepat lapar?
Untuk itu, kita ajukan hipotesis bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang
dimakan kurang memenuhi standar gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan
tersebut sedikit. Kemudian secara induktif kita uji
untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung atau tidak mendukung
hipotesis yang diajukan tersebut.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
16.45
ANALISIS LEVERAGE
A. PENGERTIAN FINANCIAL LEVERAGE
Leverage menunjuk pada hutang yang
dimiliki perusahaan. Dalam arti harafiah, leverage berarti pengungkit/tuas.
Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan
sumber dana ekstern. Sumber dana intern berasal dari laba yang ditahan, pemilik
perusahaan yang tercermin pada lembar saham atau prosentasi kepemilikan yang
tertuang dalam neraca. Sementara sumber dana ekstern merupakan sumber dana
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang. Kedua sumber
dana ini tertuang dalam neraca pada sisi kewajiban.
Suatu perusahaan dikatakan menggunakan
Financial Leverage jika ia menggunakan sebagian dari aktivanya dengan sekuritas
pembayaran bunga, misalnya hutang pada Bank, menerbitkan obligasi atau saham
preferen. Perubahan EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) akan mengakibatkan
perubahan EPS ( Earning Per Share ).
Perusahaan yang
menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang
menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif
kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar
daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. Kalau perusahaan dalam
menggunakan dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan
dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya
memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the
eqity”
Dengan demikian “trading
on the equity” dapat didefinisikan sebagai penggunaan dana yang disertai
dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan
yang lebih besar daripada beban tetap tersebut. Financial leverage itu
merugikan (unfavorable leverage) kalau perusahaan tidak dapat memperoleh
pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus
dibayar.
Kebutuhan dana suatu
perusahaan dapat sepenuhnya dipenuhi dengan saham biasa, atau sebagian dengan
saham biasa dan sebagian lain dengan saham preferen atau obligasi, dimana dua
sumber dana yang terakhir adalah disertai dengan beban tetap (dividen saham
preferen dan bunga).
Saham biasa adalah
saham yang pembayarannya tidak pasti, dimana jumlah dan devidennya tidak tetap,
dan pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam RUPS
Obligasi adalah surat
utang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan.
Saham preferen adalah
saham yang mempunyai tingkat presentasi tertentu dan pembayarannya dilakukan
terlebih dahulu dalam pembagian deviden, jumlahnya tetap dan telah dinyatakan
sebelumnya, namun pemilik saham preferen tidak mempunyai hak suara dalam RUPS.
Untuk menentukan “income
effect” dari berbagai pembayaran (mix) atau berbagai alternafif
metode pembelanjaan terhadap pendapatan pemegang saham biasa (pemilik modal
sendiri) perlulah diketahui tingkat EBIT (Earning Before Interest & Tax)
yang dapat menghasilkan EPS (Earning Per Share) yang sama besarnya
antara berbagai pertimbangan atau alternative pemenuhan dana tersebut.
Tingkat EBIT yang
dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada berbagai perimbangan
pembelanjaan (financing mix) dinamakan “Indifference Point” atau “Break-event
point” (dalam financial leverage).
Untuk dapat
mengetahui perimbangan pembelanjaan yang mana yang mempunya “income effect”
yang terbesar terhadap EPS pada setiap tingkat EBIT, maka perlulah ditentukan
lebih dahulu “indifference point” antara berbagai perimbangan
pembelanjaan tersebut.
A.1 Indefference point antara utang
dengan saham biasa
Saham biassa versus
obligasi
Keterangan
:
X
= EBIT pada Indefference Point
C
= jumlah bunga Obligasi
t
= tingkat pajak perseroan
S1
= jumlah lembar saham biasa yang beredar, jika hanya menjual saham biasa
S2 = jumlah lembar
saham biasa yang beredar jika menjal saham biasa dan obligasi secara
bersama-sama
Contoh
:
Perusahaan
de’Lebaiz mempunyai tingakt EBIT Rp.60.000. perusahaan merencanakan untuk
mengadakan perluasan usaha. Untuk itu perusahaan membutuhkan dana Rp.
2.000.000. adapun tambahan dana dapat diperoleh dengan tiga cara sbb :
a.
Alternative
I seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nn Rp. 100/lembar.
b.
Alternative
II diperoleh dari utang/obligasi 15% dengan tingkat bunga 5% dan saham biasa
85%
c.
Alternative
II diperoleh dari utang/ obligasi 40% dengan tingkat bunga 5% dan saham biasa
60%
Jawab
:
Jumlah
lembar saham biasa baru :
AL.
I = Rp. 2.000.000 : Rp. 100
=
20.000 lembar
AL.
II = ( Rp. 2.000.000 : Rp. 100 ) * 85%
=
17.000 lembar
AL.
III = ( Rp. 2.000.000 : Rp. 100 ) *60%
=
12.000 lembar
Nilai
bunga obligasi baru
AL.
I = 0
AL
II = (Rp. 2.000.000 * 5% ) * 15%
=
Rp. 15.000
AL.
III = ( Rp. 2.000.000 * 5% ) * 40%
=
Rp. 40.000
Keterangan
|
Alternative I
|
Alternative II
|
Alternative III
|
EBIT
Bunga
obligasi
EBT
Tax
50%
EAT
EPS
= EAT : Jmlh lbr saham
|
Rp.
60.000
Rp.
0
Rp.
60.000
Rp.
30.000
Rp.
30.000
Rp.
1,5
|
Rp.
60.000
Rp.
15.000
Rp.
45.000
Rp.
22.500
Rp.
22.500
Rp.
1,32
|
Rp.
60.000
Rp.
40.000
Rp.
20.000
Rp.
10.000
Rp.
10.000
Rp.
0,833
|
Maka
indifference pointnya adalah ;
(
alternative 1 dan 3 )
0,5 x
|
=
|
0,5 (x - 40.000)
|
||||||||||||||
20.000
|
12.000
|
|||||||||||||||
0,5 x (12.000) = 20.000 (0,5 x - 20.000)
6.000 x = 10.000 x – 400.000.000
4.000 x = 400.000.000
x = 100.000
x = Rp 100.000,00 ( EBIT pada indefference point )
Apabila diambil
alternatif 1 dan 2, hasilnya pun akan sama, yaitu:
|
Keterangan
|
Alternative I
|
Alternative II
|
Alternative III
|
EBIT
Bunga
obligasi
EBT
Tax
50%
EAT
EPS
= EAT : Jmlh lbr saham
|
Rp.
100.000
Rp.
0
Rp.
100.000
Rp.
50.000
Rp.
50.000
Rp.
2,5
|
Rp.
100.000
Rp.
15.000
Rp.
85.000
Rp.
42.500
Rp.
42.500
Rp.
2,5
|
Rp.
100.000
Rp.
40.000
Rp.
60.000
Rp.
30.000
Rp.
30.000
Rp.
2,5
|
Apabila suatu perusahaan sebelumnya sudah mempunyai
obligasi dan akan mengeluarkan obligasi baru, maka rumus perhitungan ”indifference
point” di depan perlu diadakan penyesuaian menjadi:
Keterangan:
X
|
=
|
EBIT pada indifference point.
|
C1
|
=
|
Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan dari jumlah
pinjaman yang telah ada.
|
C2
|
=
|
Jumlah bunga dalam rupiah yang dibayarkan baik untuk
pinjaman yang telah ada (yang lama) maupun pinjaman baru.
|
t
|
=
|
Tingkat pajak perseroan.
|
S1
|
=
|
Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual
saham biasa.
|
S2
|
=
|
Jumlah lembar saham biasa yang beredar kalau menjual
saham biasa dan obligasi secara bersama-sama.
|
Contoh:
Perusahaan Jessica memiliki 9000 lembar saham biasa
dengan nn Rp. 4000/lembar dan 3% obligasi sebesar Rp. 7.000.000. perusahaan
merencanakan untuk mengadakan perluasan usaha. Untuk itu diperlukan dana
sebesar Rp. 10.000.000 adapun tambahan dana tersebut dapat diperoleh dengan 3
cara sbb :
a. Seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nn Rp.
4000/lembar
b. Seluruhnya diperoleh dari obligasi dengan bunga 20%
c. 35% diperoleh dari saham biasa dengan nn Rp. 4000/lembar
dan 65% dari obligasi dengan bunga 20%
Perusahaan memperoleh EBIT dan pajak masing2 sebesar Rp.
3.000.000 dan 50%
Berdasarkan rumus di atas maka besarnya indifference
point dapat dihitung sbb.:
Jumlah lembar saham biasa baru
AL. a = 9000 + ( 10.000.000 : 4000 )
= 9000 + 2500
= 11.500 lembar
AL. b = 9000 + 0
= 9000 lembar
AL. c = 9000 + (35%(10.000.000 : 4000 )
= 9000 + 875
= 9875
Nilai obligasi baru
AL. a = 3% * 7.000.000
= Rp.210.000
AL. b = ( 3% * 7.000.000 ) + ( 20% * 10.000.000 )
=Rp. 210.000 + Rp. 2.000.000
= Rp. 2.210.000
AL. c = (3% * 7.000.000 ) + ( 65% ( 20% * 10.000.000 )
= Rp. 210.000 + Rp. 1.300.000
= Rp. 1.510.000
Keterangan
|
Alternative I
|
Alternative II
|
Alternative III
|
EBIT
Bunga
obligasi
EBT
Tax
50%
EAT
EPS
= EAT : Jmlh lbr saham
|
Rp.
3.000.000
Rp.
210.000
Rp.
2.790.000
Rp.
1.395.000
Rp.
1.395.000
Rp.
121,30
|
Rp.
3.000.000
Rp.
2.210.000
Rp.
790.000
Rp.
395.000
Rp.
395.000
Rp.
43,89
|
Rp.
3.000.000
Rp.
1.510.000
Rp.
1.490.000
Rp.
7 45.000
Rp
. 7 45.000
Rp.
75,44
|
Maka indifference point nya adalah :
( x- 210.000 ) = ( x- 2.210.000 )
11.500 9000
9000x – 1.890.000.000 = 11500x – 25.415.000.000
2500x = 23.525.000.000
X = 9.410.000
Keterangan
|
Alternative I
|
Alternative II
|
Alternative III
|
EBIT
Bunga
obligasi
EBT
Tax
50%
EAT
EPS
= EAT : Jmlh lbr saham
|
Rp.
9.410.000
Rp.
210.000
Rp.
9.200.000
Rp.
4.600.000
Rp
4.600.000
Rp.
400
|
Rp
9.410.000
Rp.
2.210.000
Rp.
7.200.000
Rp
3.600.000
Rp
3.600.000
Rp.
400
|
Rp
9.410..000
Rp.
1.510.000
Rp.
7.900.000
Rp.
3.950.000
Rp
. 3.950.000
Rp.
400
|
A.2 Indefference point antara saham
prefferen dengan saham biasa
Dalam perhitungan
saham preferen perlu diadakannya penyesuaian atau adjustment. Penyesuaian perlu
diadakan karena bunga utang merupakan “tax deductible expense “ yang berarti
mengurangi pendapatan yang dikenakan pajak ( taxable income ). Sedangkan
deviden saham preferen bukan merupakan tax deductible expense. Dalam
perhitungannya bunga dikurangi dari EBIT, sedangkan deviden saham preferen
diambil dari EAT, deviden saham biasa tingkat bunga dihitung atas dasar sebelum
pajak. Sedangkan deviden saham preferen atas dasar sesudah pajak.
Contoh :
Contoh
:
Perusahaan
de’Lebaiz mempunyai tingakt EBIT Rp.60.000. perusahaan merencanakan untuk
mengadakan perluasan usaha. Untuk itu perusahaan membutuhkan dana Rp.
2.000.000. adapun tambahan dana dapat diperoleh dengan tiga cara sbb :
a.
Alternative
I diperoleh dari saham preferen 40% dengan tingkat bunga 5% dan saham biasa 60%
b.
Alternative
II diperoleh dari saham preferen 15% dengan tingkat bunga 5% dan saham biasa
85%
c.
Alternative
III seluruhnya diperoleh dari saham biasa dengan nn Rp. 100/lembar.
Alternatif I
Saham Pref. 40 %
Saham Biasa 60%
|
Alternatif II
Saham Pref. 15 %
Saham Biasa 85%
|
Alternatif III Saham Pref. 0 %
Saham Biasa 100%
|
|
Saham biasa
|
Rp 1.200.000,00
|
Rp 1.700.000,00
|
Rp 2.0000.000,00
|
Saham Preferen (5%)
|
Rp 800.000,00
|
Rp 300.000,00
|
Rp 0,00
|
Rp 2.000.000,00
|
Rp 2.000.000,00
|
Rp 2.000.000,00
|
|
Jumlah lembar saham biasa
|
12.000 lbr
|
17.000 lbr
|
20.000 lbr
|
Sebagai
langkah pertama adalah mengadakan adjustment mengenai dividen dari “after
tax basic” menjadi “before tax basic”, misalnya dengan mengambil
alternatif I dan III :
Dividen
saham preferen atas dasar sebelum pajak:
=
|
1
|
(5%
x Rp 8.00.000)
|
0,5
|
||
=
|
1
|
Xx Rp 40.000
|
0,5
|
||
=
|
XRp 80.000
|
Dengan
menggunakan rumus indifference point dapat dihitung indifference
point antara saham biasa dengan saham preferen sbb.:
0,5 x
|
=
|
0,5 (x – 80.000)
|
|
20.000
|
12.000
|
||
0,5 x (12.00) = 20.000 (0,5 x - 40.000)
6.000x = 10.000 x – 800.000.000
4.000 x = 800.000.000
x = 200.000
x = Rp 200.000,00
|
Indifference
point saham biasa – saham preferen sebesar Rp 200.000,00 dan jumlah ini
lebih besar daripada indifference point saham biasa – hutang. Pada
tingkat EBIT Rp 200.000,00 besarnya EPS pada ketiga alternatif tersebut adalah
sama, yaitu:
Alternatif I
|
Alternatif II
|
Alternatif III
|
|||
EBIT
|
Rp 200.000,00
|
Rp 200.000,00
|
Rp 200.000,00
|
||
Bunga
|
Rp 0,00
|
Rp 0,00
|
Rp 0,00
|
||
Keuntungan Sebelum Pajak (EBT)
|
Rp 200.000,00
|
Rp 200.000,00
|
Rp 200.000,00
|
||
Pajak Penghasilan (50%)
|
Rp 100.000,00
|
Rp 100.000,00
|
Rp 100.000,00
|
||
Keuntungan Netto sesudah Pajak (EAT)
|
Rp 100.000,00
|
Rp 100.000,00
|
Rp 100.000,00
|
||
Dividen saham preferen (5%)
|
Rp 40.000,00
|
Rp 15.000,00
|
Rp 0,00
|
||
Tersedia bagi pemegang saham biasa
|
Rp 60.000,00
|
Rp 85.000,00
|
Rp 100.000,00
|
||
EPS
|
Rp 60.000,00
|
Rp 85.000,00
|
Rp 100.000,00
|
||
Jumlah lembar saham
|
12.000
|
17.000
|
20.000
|
||
Pedapatan per lembar saham (EPS) =
EAT T
Jml lembar saham biasa
|
Rp 5,00
|
►Diposting oleh
:Unknown
:
di
22.07
Langganan:
Postingan (Atom)